Juri Dilarikan Ke UGD         (0 komentar)

+ 630 foto-foto liputan.

Tweet

Siapa yang tidak kenal dengan Agus Wiediyanto, sosok yang aktif di dunia perkinologian dan pameran, khususnya Perkin Jabar. Di setiap pameran yang diadakan oleh Perkin Jabar pastinya Agus Wiediyanto selalu menjadi bagian dari panitia. Mulai dari ketua, seksi dana, sampai bagian perlengkapan juga dijalankan olehnya. Tapi di pameran kali ini, beliau tidak mau ikut serta membantu dalam kepanitiaan, bahkan sampai panitia ingin meminjam nama perusahaannya untuk menyewa kamar hotel bagi juri agar mendapat harga “corporate” pun tidak diberi olehnya. Wakil ketua panitia pameran kali ini yaitu Yohan Yohanes menuturkan, “Pameran ini Ko Agus benar-benar tidak mau terlibat, jangankan pinjam nama perusahaan, mau pinjam mobil boks & pegawai untuk mengangkut karpet saja tidak diberi”. Kenapa Agus Wiediyanto sampai begini? Ternyata pada pameran sebelumnya yaitu Pameran Perkin Jabar CACIB & AKU 2010 yang digelar pada 10 & 11 April 2010 beredar isu KKN yang menimpa dirinya karena anjingnya memenangi Best In Show.

“Bagaimana mau KKN?, disetiap pameran saya tidak ada kontak dengan juri mulai dari memilih, mengundang, menjemput juri dan lainnya. Makan bersama pun setelah acara usai pada minggu malam dan itu juga karena sebagai ketua panitia. Anjing yang diikutsertakan pada pameran pun dihandling oleh handler”, tuturnya. Kapok ikut bantu pameran, sudah kuras tenaga & ninggalin keluarga, boro-boro diucapin terima kasih malah kena isu, tambahnya. Duh...ngambek nich yeeee

Generasi Muda

Pameran kali ini yang awalnya ingin dibatalkan karena hal diatas tetap dijalankan oleh generasi yang lebih muda. Diketuai oleh seorang wanita cantik yang cerewet tapi baik hati yaitu Aviona Lina yang pastinya sudah banyak yang mengenalnya. Itu tuh... yang suka teriak-teriak pakai mic ngajak penonton tepuk tangan atau bersorak pada saat pemilihan best in show kalau pameran di Jabar . Didampingi oleh Yohan Yohanes, sosok yang lebih banyak dikenal di penghobi trah Siberian Husky maka cerita pameran ini dimulai...

Pakai PATWAL Antara Senang & Takut

Sesuai dengan standarisasi yang diberikan oleh FCI soal hotel untuk juri adalah minimal bintang 4 atau jika memang tidak ada maka dicarikan hotel terbaik diwilayah itu. Sebetulnya di sekitar tempat acara banyak hotel bagus, sayangnya agak sulit untuk mencari tempat makan yang layak bagi juri sehingga panitia memilih menginapkan juri di hotel yang berada di kota Bandung. Untuk menyiasati kemacetan pada saat pergi dan pulang, panitia menyiapkan mobil pengawal atau biasa disebut PATWAL dengan bantuan teman-teman dari kepolisian setempat. Alhasil dari hotel yang berlokasi di jalan Peta ke lokasi pameran ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam, begitu juga pada saat pulangnya. Juri-juri merasa senang dengan adanya PATWAL karena merasa seperti orang penting. Ya eyalahhh...kalau gak penting mah gak ditungguin 370 ekor anjing . Disatu sisi memang senang tapi disisi lain juri-juri cukup merasa takut karena mobil yang ditumpanginya harus menempel ketat dengan mobil PATWAL. Rem mendadak, zig-zag kiri kanan dan bahkan berjalan melawan arah serasa naik jetcoster . Tuh juri-juri yang duduk manis di mobil Toyota Cygnus masih mendinglah, AnjingKita.Com yang menumpang dimobil PATWAL apa gak lebih serem?, selain perasaan seram juga merasa sangat mabok. Sungguh suatu pengalaman yang menakjubkan, naik jetcoster tanpa perlu membayar apalagi mengantri. ...ngiung...ngiung...ngiung...toet...toet...minggir...minggir..Anjingkita.Com mau liwat

Karpet Baru Suasana Baru

Memakai lapangan yang sudah sering digunakan untuk pameran yaitu di Ciater Riung Rangga atau nama kerennya Ciater High land Resort Subang tapi suasana terlihat berbeda. Lapangan yang berisi 3 buah ring terlihat lebih luas dan terang. Ternyata panitia menggunakan karpet baru berwarna hijau muda untuk menutupi sekitar 80% dari luas lapangan. Sebetulnya untuk area diluar ring pameran tidak perlu ditutupi oleh karpet tetapi karena panitia tidak ingin pasir dan debu mengotori anjing dan peserta yang sedang menunggu maka sekalian ditutup juga dengan karpet.

Peserta Membludak

Jumlah peserta kali ini cukup banyak dan bahkan bisa dibilang membludak. Entah apa karena pameran terakhir sebelum bulan puasa atau memang karena jurinya berkualitas. Jumlah peserta yang mendaftar mencapai 400 ekor tetapi yang berhalangan hadir ada sebanyak 23 ekor. Sebetulnya jumlah peserta yang hadir bisa melewati angka 400 jika juri spesialis Rottweiler jadi datang. Untungnya kabar ketidak sanggupan datang dari juri sudah dari jauh-jauh hari, jika tidak pastinya akan banyak peserta dari trah Rottweiler yang kecewa. Angka ini cukup fantastik mengingat belakangan ini jumlah peserta pameran sudah cukup turun banyak. Pameran Perkin Jabar CACIB & AKU pada bulan April lalu saja hanya tercatat 240 ekor.

Juri Dilarikan Ke UGD

Hari kedua pameran, juri Eric Soti terpaksa dilarikan ke UGD karena diare dan muntah usai menjuri. Penyebabnya adalah sate ayam yang disantap oleh juri pada saat makan siang. Sebetulnya seksi juri yaitu Kurniawan Subrata sudah sangat menjaga juri soal makanan atau minuman. Makanan untuk juri dipesan dari hotel bahkan untuk minum saja harus menggunakan air mineral kemasan tapi pada saat itu Eric Soti kesengsem berat sama sate ayam si mbok yang biasa jualan di pameran. Mungkin pencernaannya tidak terbiasa sehingga mengakibatkan diare, pengunjung lainnya yang juga menikmati sate ayam tidak ada yang melapor terkena diare. Untungnya diare tidak berkepanjangan dan pada malam hari Eric Soti sudah bisa kembali ke hotel. Lebih untung lagi panitia dan peserta karena pada saat dilarikan ke rumah sakit, tugas penjuriannya sudah usai. Kasihan si Eric ini, dah diare masih diajak lari ke rumah sakit .

Kintamani Unjuk Gigi

Sering ditulis dan difoto pada liputan pameran di situs ini kalau anjing Kintamani Bali di ring pameran selalu sulit untuk diperiksa, dibawa jalan bahkan sering ingin menggigit pada saat diperiksa oleh juri. Jumat malam pada saat briefing tentang anjing Kintamani Bali kepada juri, AnjingKita.Com ikut menambahkan agar juri berhati-hati pada saat memeriksa anjing ini karena anjing Kintamani Bali sulit dipegang oleh orang asing. Kenyataannya pada saat pameran berlangsung, anjing Kintamani Bali yang mengikuti pameran ini mudah diperiksa oleh juri layaknya anjing trah lain. Bahkan pada saat movement, dapat menampilkan langkah-langkah yang sangat indah. Minggu malam setelah pameran usai, AnjingKita.Com berkesempatan menikmati anggur merah  bersama juri dan wakil ketua panitia Yohan Yohanes. Disini kami membicarakan tentang pameran yang baru usai, pada saat disinggung soal anjing Kintamani, 3 juri yaitu Guy Spagnolo, Cheryl Currie Thompson dan juri spesialis grup 5 yaitu Shona E Prebble menyatakan kekagumannya terhadap anjing ini. Shona menambahkan bahwa anjing ini sangat menarik untuk dipelajari karena karakter Spitz dari anjing ini sangat jelas. Sedangkan Guy Spagnolo mengagumi warna kuning ditelinga anjing Kintamani yang menjadi ciri khas dari anjing ini. Mereka juga mengatakan tidak ada masalah pada saat pemeriksaan di pameran. Salut kepada Kintamania yang sudah berusaha keras mensejajarkan anjing trah asli Indonesia dengan anjing trah lainnya.

Biakan Lokal Kembali Berjaya

Sayang Eric Soti dan Wolfgang Schnitzer tidak bisa ikut nimbrung dalam acara santai ini karena mereka berdua istirahat lebih cepat. 3 juri lainnya yaitu Guy Spagnolo, Cheryl Currie Thompson dan Shona E Prebble sependapat kalau kualitas anjing di Indonesia cukup bagus apalagi ada anjing-anjing biakan lokal yang dapat meraih gelar best in show yaitu INA.CH.La'Verne Super Model dan GR.CH.Star Pom's Nubby meraih reservenya oleh juri Shona E Prebble. Dipameran hari kedua, INA.CH.La'Verne Super Model meraih Reserve Best In Show Umum dan Best In Show Lokal dan GR.CH.Star Pom's Nubby meraih gelar Reserve Best In Show lokal oleh jury Guy Spagnolo.

Riverman Kembali Berjaya

Walau tidak mau terlibat sama sekali dipameran ini tapi anjingnya tetap berjaya meraih gelar Best in Show oleh juri Guy Spagnolo. TH.Grand.AM.CH.Alcinta's Riverman memang tampil dengan kondisi terbaiknya. Anjing yang sudah pernah menyabet gelar Best In Show di Thailand sebanyak 20 kali ini memukau juri spesialis gun dog asal Australia. Dihari yang sama, Siberian Husky milik Fourty One Kennel ini juga meraih gelar Best in Speciality Show oleh juri spesialis grup 5 yaitu Cheryl Currie Thompson.

Secara keseluruhan pameran yang disponsori oleh Royal Canin berjalan dengan lancar dan nyaman. Cuaca juga sangat mendukung, padahal dihari-hari sebelumnya selalu turun hujan deras. Kalaupun ada hujan tidak mengganggu jalannya pameran karena hujan tidak deras dan berlangsung singkat.Isu KKN pun sepertinya tidak terdengar pada pameran kali ini tapi pastinya ada peserta yang merasa kecewa jika tidak mendapat hasil yang maksimal, mungkin karena anjingnya tidak tampil dengan baik atau bisa juga karena tipe anjingnya tidak sesuai dengan tipe yang diinginkan oleh juri. Jadi, untuk peserta yang kurang puas bisa mengadu nasib lagi di pameran mendatang dan untuk peserta yang berhasil meraih prestasi di pameran ini jangan berpuas diri tetapi terus berlatih dan menjaga kondisi anjingnya untuk bertempur kembali dipameran berikutnya...MERDEKA !!!

AnjingKita.Com mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh panitia sehingga liputan ini bisa terselenggara.

630 Foto-Foto Liputan Klik Disini