Manusia dan anjing telah bersahabat sejak lama. Ribuan tahun lamanya anjing menjadi sahabat terbaik manusia, dan kita telah banyak mendengar ratusan kisah tentang seekor anjing yang menjadi pahlawan dan menyelamatkan tuannya dari hal-hal buruk maupun bencana alam seperti kisah Hachiko, Marley & Me, maupun kisah-kisah menyentuh lainnya.
Namun apakah kita sebagai sahabat satu-satunya anjing tersebut, telah melakukan hal-hal yang sepantasnya kita lakukan? Apakah kita telah menyediakan waktu, uang dan energi untuk sahabat terbaik kita? Apakah kita telah cukup berkorban, sama seperti pengorbanan yang telah di berikan seekor anjing kepada tuannya?
Rosie merupakan salah satu anjing paling beruntung di dunia, mengapa Rosie masih disebut beruntung ketika ia harus kehilangan kebebasan untuk menggunakan kaki belakangnya dan sekarang harus bergantung kepada sebuah kursi roda khusus yang didesain untuk anjing?
Rosie merupakan seekor Golden Retriever betina yang berasal dari sebuah Kennel di Jakarta. Ia merupakan anjing dengan kualitas show yang memiliki prestasi yang cukup membanggakan selama mengikuti dog show di Ibukota Jakarta yang kemudian dibawa pulang ke Medan agar Dela bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan Rosie.
Namun alangkah naasnya, suatu pagi, Rosie tertabrak oleh sebuah mobil. Mobil tersebut melaju dengan sangat kencang dan menabrak bagian punggung Rosie hingga Rosie terpelanting dan tidak dapat bangun untuk berdiri. Bagian punggung Rosie membengkak dan bibir Rosie sobek. Dengan panik Dela selaku pemilik langsung menelepon dokter hewan. Saat itu dokter hewan tersebut mengatakan Rosie mengalami patah tulang punggung karena tertabrak mobil.
Saya ditelepon oleh Bobby Sant untuk melihat situasi dan kondisi Rosie, karena Dela terlebih dulu menelepon Bobby untuk menanyakan pertolongan pertama yang dapat di berikan kepada Rosie, karena minimnya fasilitas gawat darurat di Medan untuk kasus-kasus seperti ini. Praktek Vet Surgeon di Medan dibuka pada pukul lima sore, maka dari itu Dela harus menunggu hingga jam lima sore, sebelum membawa Rosie ke Vet Surgeon. Dela juga sempat menghubungi dokter hewan di Jakarta, dimana dokter hewan tersebut menyarankan agar Rosie di X-ray untuk melihat keadaan tulang punggung dengan lebih jelas, sehingga ia dapat berkoordinasi dengan Vet Surgeon yang ada di Medan. Karena tidak adanya rumah sakit hewan di Medan, maka Dela diberikan rujukan di Rumah Sakit manusia yang menerima X-ray bagi anjing dan kucing. Pada saat itu saya, Dela, Rosie dan KB (Kennel Boy) menuju Rumah Sakit tersebut, namun kebijakan rumah sakit tersebut menyatakan bahwa X-ray untuk anjing dan kucing hanya bisa dilakukan diatas jam lima sore. Dela memohon-mohon kepada suster di Rumah Sakit tersebut agar mengijinkan Rosie untuk di X-ray karena ini kasus darurat. Namun Rumah Sakit tersebut tetap bersikukuh pada kebijakan mereka. Saya menelepon Rumah Sakit lain, berharap mendapatkan fasilitas X-ray tersebut, namun sayang, tidak ada Rumah Sakit lain yang mau menerima kami. Dengan tangan kosong, Dela kemudian membawa Rosie pulang dan mengatakan akan membawa Rosie kembali pada pukul lima sore nanti. Dela kembali ke Rumah Sakit tersebut pada pukul lima sore dan melakukan X-ray terhadap Rosie. Dari hasil X-ray tersebut diketahui bahwa tulang punggung Rosie telah bergeser, Dela mengirimkan hasil X-ray tersebut untuk dokter hewan di Jakarta melalui email, juga menunjukkannya kepada Vet Surgeon Medan. Namun operasi tidak dapat langsung dilakukan pada hari itu juga, Vet Surgeon Medan tersebut mengatakan akan melakukan operasi keesokan harinya.
Semalaman itu Dela mempersiapkan begitu banyak hal untuk teman terbaiknya yaitu Rosie. Dela berusaha agar Rosie selalu dipantau, ia tidur dikandang bersama Rosie. bergantian jaga dengan kennel boy. Dela hanya dapat tidur 1-2 jam dalam satu hari. Saya mengetahui hal ini karena pada saat itu saya menginap di rumah Dela, dan mendapati dalam satu malam itu Dela terbangun hampir setiap jam untuk mengecek keadaan Rosie. Pada saat itu selain menjaga Rosie seharian, Dela juga harus menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara yang mana pada saat itu sedang berlangsung Ujian Akhir Semester di Fakultas yang dijalaninya. Keesokan harinya Rosie di bawa ke Vet Surgeon Medan pada pukul 19.00 WIB dan operasi baru dilaksanakan pada pukul 22.00 WIB. Operasi berjalan hingga pukul 01.00 WIB dini hari. Pada waktu itu operasi dinyatakan berhasil oleh dokter hewan.
Keesokan harinya Dela merasa punggung Rosie yang dioperasi kemarin kembali bergeser, lalu Rosie dibawa kembali ke Rumah Sakit untuk menjalani X-ray, dan dugaan Dela benar, tidak ada perubahan apapun dari hasil X-ray pertama sebelum operasi dan hasil X-ray kedua setelah operasi. Lalu hal ini diberitahukan kepada Vet Surgeon yang menangani Rosie, dan malam itu juga Rosie kembali dioperasi. Pada operasi kedua ini Vet Surgeon memasang kawat agar tulang punggung Rosie tidak bergeser, dan dalam keadaan setengah terjahit, tengah malam setelah operasi, Rosie dibawa kembali ke Rumah Sakit untuk menjalani X-ray untuk melihat apakah tulang punggungnya telah tersusun normal. Dari hasil X-ray ketiga tersebut tulang punggung tersebut telah normal, sehingga setelah operasi selesai, Rosie diijinkan untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, Dela melihat ada yang aneh dengan tubuh Rosie, daerah yang dioperasi mengeluarkan cairan berwarna pink, dan punggung Rosie membengkak seperti punuk unta. Dengan panik Dela menelefon Vet Surgeon tersebut, dan Vet Surgeon meminta Dela untuk menyedot cairan punggung tersebut dengan jarum suntik. Berkali-kali Dela menyedot cairan punggung tersebut, memang pembengkakan pada punggung Rosie mengalami penyusutan. Namun hal tersebut terus berulang dan berulang. Kondisi Rosie pada saat itu adalah tidak dapat buang air besar, dan tidak dapat mengontrol urinnya, sehingga urinnya terus menerus menetes.
Selama seminggu Dela terus menerus tidur di kandang bersama Rosie, dan berbagai kritikan dan saran pun berdatangan. Sebagian meminta agar Rosie ‘ditidurkan’ saja supaya tidak membuat Rosie menderita berkepanjangan, sebagian tetap mendukung Rosie agar diberangkatkan ke ibukota Jakarta untuk mendapatkan perawatan yang lebih memadai. Karena seminggu sebelumnya Rosie baru saja dipacak, Dela merasa sangat khawatir akan kondisi Rosie dan janin dalam kandungannya bila ada. Beberapa dokter hewan mengatakan bahwa janin tersebut pasti tidak akan berkembang dan tidak akan menjadi anak anjing. Jika ada, kemungkinan janin tersebut pasti mati atau Rosie mengalami keguguran. Dalam begitu banyak kebimbangan akhirnya Dela memutuskan untuk memberangkatkan Rosie ke Jakarta. Dengan berbagai upaya dan kesulitan, Rosie akhirnya dapat diberangkatkan ke Jakarta.
Setelah tiba di Jakarta, karena Vet surgeon Jakarta tidak ada ditempat, maka operasi Rosie tertunda hingga keesokan harinya. Ketika dilakukan pengecekan terhadap Rosie sebelum operasi alangkah kagetnya ketika mereka mengetahui bahwa Rosie mengandung. Ada janin di dalam kandungannya dan mereka semua berkembang. Vet Surgeon di Jakarta mengatakan bahwa harapan hidup anak anjing tersebut sangatlah minim, mengingat Rosie telah menjalani operasi dua kali dan obat-obatan yang telah masuk kedalam tubuhnya. Namun hal tersebut bukan perhatian utama Dela. Dela hanya ingin teman terbaiknya Rosie dapat bertahan dan sembuh, hanya itu. Dan Vet Surgeon tersebut kembali mengingatkan, apabila operasi ketiga dijalankan, kemungkinan Rosie untuk dapat berjalan menggunakan kedua kaki belakangnya juga minim. Tapi Dela dengan cepat meyakinkan dokter itu agar melakukan yang terbaik untuk Rosie, dan apapun konsekuensinya akan Dela terima dengan lapang dada.
Operasi ketiga dilaksanakan di Jakarta oleh Vet Surgeon dan operasi untuk mengembalikan struktur tulang punggung, dan membersihkan nanah yang timbul karena operasi sebelumnya, berhasil. Selama beberapa bulan Rosie menjalani akupuntur untuk kaki belakangnya. Vet surgeon Jakarta mengatakan kesembuhan Rosie sangatlah tipis, untuk bisa berjalan kembali menggunakan kaki belakangnya, dikarenakan saraf Rosie di punggung hilang sekitar 5cm. Beberapa minggu kemudian Rosie melahirkan secara cesar 9 ekor anak anjing. Mereka lahir dengan sehat, hanya ada 1 yang lemah. Namun betapa sedih ketika Dela mengetahui setiap hari satu dari anak anjing tersebut mati. Hingga tersisa 3 ekor anak anjing. Seakan-akan tidak berhenti cobaan tersebut, Vet Surgeon mengatakan Rosie harus diamputasi, agar kedua kaki belakangnya tidak membusuk. Namun Dela memutuskan untuk tidak mengamputasi kaki teman terbaiknya itu, Dela memutuskan untuk memulangkan Rosie ke Medan bersama anak-anaknya agar dapat dirawat dirumah dengan lebih intensif. Bagaimanapun juga, rumah merupakan tempat paling nyaman, karena disitulah Rosie dapat bertemu dengan Dela setiap harinya.
Dalam rangka kepulangan Rosie beserta ketiga anaknya, Dela seperti kedatangan keluarga baru. Kandang-kandang direnovasi untuk Rosie dan anak-anak anjing tersebut. Kursi roda untuk Rosie juga diimpor dari Thailand. Dela ingin semua yang terbaik bagi sahabatnya itu. Dan ketika Rosie pulang, entah bagaimana keduanya (Dela & Rosie) seakan mampu menyemangati satu sama lain. Mungkin Rosie bersedih, mengetahui bahwa ia takkan mampu untuk berlari lari dengan kaki nya sendiri, namun saya yakin ia bahagia, karena Rosie memiliki sahabat manusia terbaik yang tidak pernah berhenti memperjuangkannya.
“Dari awal saya tidak pernah kepikiran untuk ‘menidurkan’ Rosie. Walaupun tak terhitung jumlah orang yang menyuruh saya untuk ‘menidurkan’ dia. Saya bersikeras pada pendirian saya. Apapun yang terjadi, harus saya perjuangkan. Saya sempat marah kepada beberapa teman yang menyarankan agar Rosie di ‘tidurkan’ saja. Saya sempat frustasi, sempat terpuruk karena keadaan. Tidak ada yang tahu perjuangan saya seperti apa, tidak ada yang tahu pengorbanan saya seperti apa, tapi kenapa orang-orang dengan gampangnya menyarankan untuk ‘menidurkan’ anjing saya. Tapi lalu saya berpikir, biarlah orang mau bilang apa. Saya tetap pada pendirian saya. Dan saya harus kuat demi Rosie, saya yakin Rosie pasti sehat kembali.”
“Saya tidak menganggap Rosie sebagai beban, hingga sekarang meski ia harus lumpuh permanen, saya menerima teman terbaik saya itu apa adanya. Dia memiliki semangat hidup yang sangat tinggi, meskipun lumpuh kaki belakang, Rosie masih sangat aktif, nafsu makannya bagus, Rosie hidup dan dia juga berjuang, berjuang menjadi seorang ibu, yang mempertahankan kehidupan anak-anaknya, dan lagian yang paling merasa susah yah dia (Rosie) bukan saya, jadi saya hanya bisa mendukungnya, Saya mungkin punya banyak teman-teman yang mendukung saya, tapi Rosie tidak mempunyai siapa-siapa selain saya. Apapun yang terjadi, saya harus mempertahankan dia dan akan selalu mendukungnya. Saya juga memperlakukan dia selayaknya anjing normal lainnya, saya membiarkan dia bermain-main dengan Rolfy (Golden Retriever jantan milik saya), saya bawa dia jalan-jalan setiap hari, dan membiarkan dia bermain dengan anak-anaknya. Saya belajar banyak dari Rosie tentang arti kehidupan dan perjuangan. ”
Kondisi Rosie saat ini, tulang punggung telah normal, tidak ada lagi cairan dan bulu telah tumbuh dengan baik di tempat bekas operasi, dan Rosie cepat beradaptasi dengan kursi roda yang di desain khusus untuk anjing. Rosie tetap dapat berlari dan berjalan menggunakan kursi roda itu. Kaki belakangnya memang tidak dapat digunakan, namun Rosie dapat menyeret tubuhnya (jika tanpa kursi roda) itu dengan cepat dan masih hidup dengan bahagia bersama anak-anaknya dan tentu saja pemiliknya.
Pada saat menuliskan kisah dua teman saya itu Dela & Rosie, saya merasa, jika saya di posisi Dela, akankah saya sekuat itu? Akankah ada keyakinan bahwa saya tidak berjuang sendiri? Akankah ada kepercayaan dan ikatan antara manusia dengan anjingnya? Saya merasa inilah sebuah pelajaran yang dapat kupetik dari Dela & Rosie tentang pentingnya arti sebuah perjuangan untuk sahabat terbaik manusia yaitu anjing.
Video: http://youtu.be/VX2b09ldrxE
Ucapan Terimakasih dari Dela kepada:
Ditulis oleh Winny Zhang – AnjingKita.com
Foto oleh : Erwin Kosasih
Perkin Jabar All Breed + IPC, Group 9 & Boxer Speciality
AnjingKita.com Versi Mobile
ADOPSI ANAK ANJING
Tirza Jermias - 25 September 2025 - 18:51
Dicari Kennel Boy
Fau - 24 September 2025 - 14:04
FREE ADOPSI ANAK ANJING
Fransisca - 19 September 2025 - 06:32
Adopsi Anjing
Handriko - 10 September 2025 - 17:23
Anak Anjing Mencari Adopter
Vania - 08 September 2025 - 17:11
Open Adopt Anjing Mix
Devi - 28 Agustus 2025 - 10:54
Cari Adopter Mix Daschund/tekel
Fani - 20 Agustus 2025 - 13:50
Free Adopsi Puppy Mix Beagle
Adi - 20 Agustus 2025 - 08:43
Dicari Adopter
Heryanto - 06 Agustus 2025 - 10:49
Open Adopt
Anton - 27 Juli 2025 - 18:21
Lowongan Kennel Boy Anjing
Nur Azizah - 27 Juli 2025 - 17:02
For Doglover Only Free Open Adopt
Jim - 17 Juli 2025 - 21:27
For Sale Puppy Male Female Mame Shiba Inu
09 Oktober 2025 - 11:27
[Anjing Shiba Inu]
Toy Poodle Super Cebol
09 Oktober 2025 - 11:23
[Anjing Poodle]
Jual Toy Poodle Pesek
06 Oktober 2025 - 18:16
[Anjing Poodle]
For Sale Puppy Male emale Chow Chow
06 Oktober 2025 - 18:09
[Anjing Chow Chow]
Dijual Anjing Mini poodle Red
06 Oktober 2025 - 18:05
[Anjing Poodle]
Exotic Micro American Bully
06 Oktober 2025 - 17:52
[Anjing American Bully]
Dijual 2 Ekor Cavalier Spaniel Good Quality
04 Oktober 2025 - 19:03
[Anjing Cavalier King Charles Spaniel]
For Sale Puppy Super Mini Yorkshire Terrier
03 Oktober 2025 - 16:55
[Anjing Yorkshire Terrier]
Jual Anakan Micro Tea Cup Yorkie
02 Oktober 2025 - 21:17
[Anjing Yorkshire Terrier]
For sale Alaskan Malamute
01 Oktober 2025 - 17:17
[Anjing Alaskan Malamute]
Jual Anjing Mini Pom Jantan Lucu
01 Oktober 2025 - 17:12
[Anjing Pomeranian]
For Sale Puppy Female Chow Chow
01 Oktober 2025 - 09:40
[Anjing Chow Chow]